Skip to main content

Spirit Ukhuwah Yang Hilang (4)

Secara kualitas rata-rata aktivis dakwah ini dibina untuk mencapai muwashafat tersebut secara maksimal, sekalipun pada kenyataannya ada sebagian yang tidak bisa memenuhinya. Karenanya, jika anda temui sebagian oknum yang tidak komitmen terhadap prinsip jamaah, itu bukan ajaran jamaahnya yang salah melainkan karena oknumnya. Menurut tokoh-tokoh jamaah ini, “Ya, kita harus maklum bahwa kita jamaah manusia yang imannya turun-naik. Bukan jamaah malaikat yang tidak pernah berbuat salah”.

Tetapi, bagi jamaah ini, ketegasan bertindak dan memberikan hukuman kepada siapa pun yang melanggar syariat tetap dipertahankan. Bagi pelaku pelanggaran ditindak tegas, minimal dikeluarkan dari keanggotaan, jika memang memenuhi syarat untuk itu. Bagi jamaah ini, ketokohan atau peran yang pernah disumbangkan terhadap jamaah tidak penting, yang penting adalah komitmen anggotanya terhadap ajaran Islam. Apa pun jabatannya, kalau ia bertindak korupsi, berbuat maksiat, atau lainnya yang melanggar syariat, jamaah ini tetap tidak mau mengakuinya sebagai anggota.

Keempat macam jamaah di atas yang tidak saya sebutkan namanya –untuk menghindari sikap penghakiman- adalah jamaah yang akhir ini paling banyak mewarnai kehidupan umat Islam. Maka seharusnya, umat Islam menjadi contoh khairu ummah bagi umat-umat yang lain. Umat yang menyebarkan kedamaian, bukan umat yang saling membunuh dan berperang antar mereka. Umat yang bersaudara dan saling menyayangi antara mereka "ruhamau bainahum”, bukan umat yang saling memusuhi dan saling menjatuhkan atas nama golongan. Umat yang saling menolong dalam ketakwaan “wata'awanu alal birri wat taqwa”, bukan umat yang saling menolong dalam pemusuhan, “wala ta’awanu alal itsmi wal udwan”.

Sekarang bukan masanya lagi kita saling bermusuhan, banyak pekerjaan yang harus kita hadapi secara bersinergi. Perbedaan ijtihad dalam berdakwah, bukan alasan untuk saling menyalahkan melainkan alasan untuk saling melngkapi. Alangkah indahnya ketika semua jamaah bersatu, menentukan target utama pejuangan dakwah untuk menyelamatkan kemiskinan, membersihkan negeri dari kedhaliman dan membangun umat menjadi kokoh dan berwibawa. Tidak ada solusi terbaik untuk menyeklesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan kecuali kita sebagai umat Islam bersatu dan bersinergi.

Syaikh Abul Hasan Ali An-Nadwi, seorang pemikir dari India pernah menulis buku yang sangat terkenal: Madza Khasiral Alam bi inhithathil Muslimin (kerugian besar yang dialami dunia karena ketidakberdayaan umat Islam). Melalui buku ini penulis membuktikan baha umat manusia di seluruh dunia sangat membutuhkan umat Islam. Tanpa umat Islam, mereka akan kehilangan arah, kemana harus melangkah. Berbagai bukti sepanjang sejarah dipaparkan secara akurat, betapa manusia ketika dibiarkan tanpa bimbingan Islam (baca: wahyu) akan lebih banyak menjadi binatang daripada manusia. Sekarang, perhatikan! Apa yang terjadi di tengah masyarakat yang tidak beriman? Mereka hidup dalam gemerlap jahiliyah yang disangka sebagai jalan kebahagiaan. Namun sebenarnya mereka sedang bingung. Tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan.

Pada saat seperti ini, umat Islam harus bangkit. Bangkit bersinergi apa pun perbedaan jamaahnya. Bukan bangkit untuk saling menyalahkan. Sekarang sudah bukan masanya umat Islam sibuk mencabik-cabik dirinya menjadi jamaah-jamaah kecil lalu berperang antara mereka. Sejak dahulu, pasukan musuh sudah mengetahui betul cara menghancurkan umat Islam. Yakni, dipecah-pecah dalam berbagai jamaah, lalu ditumbuhkan permusuhan di antara mereka. Apakah kita akan terus hidup dalam kondisi yang demikian, penuh dengan permusuhan? Sampai kapan kita akan menegakkan ajaran Islam dan menyebarkannya untuk seluruh umat manusia, jika terus menyibukkan diri dengan masalah-masalah khilafiyyah yang dijadikan dasar untuk bermusuhan?

Comments

Popular posts from this blog

Rasa Semakin Jauh dari Allah?

“Salam. Saya rasa saya semakin jauh dengan Allah.” Rasa? Jauh? Jangan!!! Sebenarnya. Perasaan semakin jauh dengan Allah itu adalah satu perasaan yang perlu kita syukuri. Kerana kita masih lagi ada perasaan dengan Allah ‘azza wajalla . Kalau kita dapat lihat dalam realiti dunia sekarang, masyarakat kita ..secara umumnya.. sangat jauh daripada Allah SWT. Mereka jauh dari segi penghambaan diri kepada Allah SWT dan mereka jauh dari segi ketaatan kepada Allah SWT. Lebih malang lagi apabila perasaan semakin jauh dari Allah SWT itu tidak pernah terlahir dalam diri mereka hinggakan mereka merasa tenang dan terus menjauhkan diri mereka dari Allah SWT, dari Al-Quran. Jadilah mereka seperti orang-orang yang pernah menerima kitab sebelum kita, iaitu Yahudi dan Nasrani. Orang Yahudi dan Nasrani juga pernah menerima kitab. Taurat dan Injil. Tetapi, apabila mereka tidak menitik beratkan lagi nilai-nilai kekhusyukan penghambaan diri pada Allah dan tidak lagi mematuhi apa yang di...

Mereka yang Mengabaikan Al-Quran

Umar RA berkata, “Aku mendengar Nabi Kalian besabda,  “Sesungguhnya Allah mengangkat dan menurunkan suatu kaum dengan Kitab ini.”  [HR Muslim] ayat-ayat cinta yang agung Kita telah mendapat bukti sejarah bahawa selama kita berpegang teguh kepada Al-Quran, selama itu pula kita akan meraih kemenangan; sebaliknya, selama kita meninggalkan Al-Quran, kita akan terhina.  Pada abad ke-8 H, pengamalan Al-Quran pernah diabaikan. Maka datanglah kelompok ar-Rafidhah membonceng kekuatan Tartar dari Mongol dipimpin Genghis Khan. Dalam tempoh lapan hari, lapan ratus ribu orang tewas terbunuh, masjid-masjid luluh lantah, mushaf-mushaf Al-Quran dibakar, dan tentera Tartar membasmi anak-anak dan wanita kita!  Kembalilah wahai generasi muda dan tetua umat kepada Al-Quran, kembalilah kaum lelaki dan wanita umat ini kepada Al-Quran! Hidupkan rumah kalian dengan Al-Quran, bangkitkan kalbu kalian dengan Al-Quran, dan ramaikanlah hati kita dengan Kitab Allah! Semoga ...

Merasakan Hidup Tidak Bermakna?

Kehidupan adalah sesuatu yang abstrak dari kaca mata seseorang yang tidak tahu apa tujuan hidupnya. Kehidupan pula merupakan sesuatu yang sangat objektif bagi mereka yang tahu apa tujuan hidup mereka.  Apabila merasakan hidup ini seolah-olah tiada makna, itu beerti dia tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidupnya. Seperti kita membaca buku kimia, tetapi tidak tahu apa tujuan kita membacanya. Tiada siapa pula yang menerangkan kepada kita apa tujuan kita membaca. Maka kita akan merasakan benda itu sia-sia dan tiada makna, dan pasti kita akan meninggalkan pekerjaan tersebut kerana perkara itu tidak membawa apa-apa makna dalam kehidupannya berbanding main games, ber couple atau  stay up tengok movie yang for sure dapat memuaskan hawa nafsu dengan alasan release tension kononnya. Mengapa hidup perlu ada tujuan?  Segala yang berlaku itu pastilah ada tujuannya, tidak akan saja-saja ada. Sedangkan tahi di tepi jalan pun ada tujuan kenapa ia diciptakan di situ, ...