Skip to main content

Are We Nourishing Both Body and Soul?

Alhamdulillah! It almost one month we never miss sahur or iftar — making sure our stomach is filled so that we have enough energy to get through the day and night. We are mindful of what goes into our bodies, carefully planning meals to stay strong and healthy. But here’s the question:


What about our hearts?



Are we feeding our spiritual needs with the same care and consistency? Just as our bodies feel weak when deprived of food, our hearts become hardened and distant from Allah when deprived of iman, dhikr, and reflection.

The Prophet ﷺ said:

“Indeed, in the body, there is a piece of flesh which, if it is sound, the whole body is sound, and if it is corrupt, the whole body is corrupt. Verily, it is the heart.”

(Sahih al-Bukhari, Hadith 52; Sahih Muslim, Hadith 1599)

Just like our stomachs crave food, our hearts crave closeness to Allah. They need the nourishment of Qur’an, dua, reminders, and sincere acts of worship. Without this, the heart becomes spiritually starved, even if the body feels full.

أَفَلَمۡ یَسِیرُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبࣱ یَعۡقِلُونَ بِهَاۤ أَوۡ ءَاذَانࣱ یَسۡمَعُونَ بِهَاۖ فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِی فِی ٱلصُّدُورِ﴿ ٤٦ ﴾

“So have they not traveled through the earth and have hearts by which to reason and ears by which to hear? For indeed, it is not eyes that are blinded, but blinded are the hearts which are within the breasts.”
[Surah Al-Ḥajj, 22:46]

As Ramadan nears its end, it is good for us to ponder:

• Have we given enough attention to our hearts as we did to our bodies?

• Are we leaving Ramadan with hearts that are softened, purified, and closer to Allah?

There’s still time! Let’s feed our souls with awakening reminders, sincere tawbah, heartfelt dua, and genuine dhikr before this blessed month slips away.

The real victory of Ramadan is not just in completing the fast but in leaving with a heart that is alive and connected to Allah the whole year. Just to remind us that the God that we worship in Ramadan is still the same God for the whole year.

Finally, concept of the righteous fearing the non-acceptance of their deeds is also reflected in the Qur’an:

“And those who give what they give while their hearts are fearful because they will return to their Lord.”
(Surah Al-Mu’minun, 23:60)

Aisha (رضي الله عنها) asked the Prophet ﷺ about this verse, and he replied:

“They are those who fast, pray, and give charity while fearing that it may not be accepted from them.”
(Narrated by Al-Tirmidhi, 3175, and Ibn Majah, 4198, graded as Hasan)

May Allah accept our صيام, our قيام and all our deeds. آمين



Dr. Khir
27 March 2025
27 Ramadan 1446

Comments

Popular posts from this blog

Rasa Semakin Jauh dari Allah?

“Salam. Saya rasa saya semakin jauh dengan Allah.” Rasa? Jauh? Jangan!!! Sebenarnya. Perasaan semakin jauh dengan Allah itu adalah satu perasaan yang perlu kita syukuri. Kerana kita masih lagi ada perasaan dengan Allah ‘azza wajalla . Kalau kita dapat lihat dalam realiti dunia sekarang, masyarakat kita ..secara umumnya.. sangat jauh daripada Allah SWT. Mereka jauh dari segi penghambaan diri kepada Allah SWT dan mereka jauh dari segi ketaatan kepada Allah SWT. Lebih malang lagi apabila perasaan semakin jauh dari Allah SWT itu tidak pernah terlahir dalam diri mereka hinggakan mereka merasa tenang dan terus menjauhkan diri mereka dari Allah SWT, dari Al-Quran. Jadilah mereka seperti orang-orang yang pernah menerima kitab sebelum kita, iaitu Yahudi dan Nasrani. Orang Yahudi dan Nasrani juga pernah menerima kitab. Taurat dan Injil. Tetapi, apabila mereka tidak menitik beratkan lagi nilai-nilai kekhusyukan penghambaan diri pada Allah dan tidak lagi mematuhi apa yang di...

Mereka yang Mengabaikan Al-Quran

Umar RA berkata, “Aku mendengar Nabi Kalian besabda,  “Sesungguhnya Allah mengangkat dan menurunkan suatu kaum dengan Kitab ini.”  [HR Muslim] ayat-ayat cinta yang agung Kita telah mendapat bukti sejarah bahawa selama kita berpegang teguh kepada Al-Quran, selama itu pula kita akan meraih kemenangan; sebaliknya, selama kita meninggalkan Al-Quran, kita akan terhina.  Pada abad ke-8 H, pengamalan Al-Quran pernah diabaikan. Maka datanglah kelompok ar-Rafidhah membonceng kekuatan Tartar dari Mongol dipimpin Genghis Khan. Dalam tempoh lapan hari, lapan ratus ribu orang tewas terbunuh, masjid-masjid luluh lantah, mushaf-mushaf Al-Quran dibakar, dan tentera Tartar membasmi anak-anak dan wanita kita!  Kembalilah wahai generasi muda dan tetua umat kepada Al-Quran, kembalilah kaum lelaki dan wanita umat ini kepada Al-Quran! Hidupkan rumah kalian dengan Al-Quran, bangkitkan kalbu kalian dengan Al-Quran, dan ramaikanlah hati kita dengan Kitab Allah! Semoga ...

Merasakan Hidup Tidak Bermakna?

Kehidupan adalah sesuatu yang abstrak dari kaca mata seseorang yang tidak tahu apa tujuan hidupnya. Kehidupan pula merupakan sesuatu yang sangat objektif bagi mereka yang tahu apa tujuan hidup mereka.  Apabila merasakan hidup ini seolah-olah tiada makna, itu beerti dia tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidupnya. Seperti kita membaca buku kimia, tetapi tidak tahu apa tujuan kita membacanya. Tiada siapa pula yang menerangkan kepada kita apa tujuan kita membaca. Maka kita akan merasakan benda itu sia-sia dan tiada makna, dan pasti kita akan meninggalkan pekerjaan tersebut kerana perkara itu tidak membawa apa-apa makna dalam kehidupannya berbanding main games, ber couple atau  stay up tengok movie yang for sure dapat memuaskan hawa nafsu dengan alasan release tension kononnya. Mengapa hidup perlu ada tujuan?  Segala yang berlaku itu pastilah ada tujuannya, tidak akan saja-saja ada. Sedangkan tahi di tepi jalan pun ada tujuan kenapa ia diciptakan di situ, ...