Skip to main content

Allah pun "Cemburu"


Allah juga cemburu? Betulkah?

+++
Di sisi lain, Allah "cemburu" pada hati manusia. Apa ertinya? Allah mencintai kalau hati seorang hamba terkait dengan-Nya sendirian ketika ia sedang dalam kondisi taat. Tetapi kadang hamba itu tersibukkan oleh urusan dunia, maka Allah mengambil dunianya tersebut, agar dia hanya tersibukkan oleh Allah sahaja, dan bertawakkal pada-Nya. 
Lihatlah Ibrahim AS saat tertarik kepada Ismail AS. Allah mengambil Ismail dari tangannya. Dia memerintahkan padanya untuk meyembelih Ismail. Ketika ia meletakkan pisau di leher Ismail, yang ada dihatinya hanyalah kecintaan kepada Allah 'azza wa jalla. 
Lihatlah ketika Ya'qub AS sangat tertarik kepada Yusuf AS, sehingga kecintaan terhadap Yusuf memenuhi semua hidup dan hatinya. Maka Allah mengambil Yusuf AS selama dua puluh tahun, sehingga hatinya kembali dipenuhi cinta pada Allah. Setelah itu, Dia pun mengembalikan Yusuf padanya. 
[Amru Khalid, Hati Sebening Mata Air (judul asal: Islahul Qulub), m/s 117 (Aqwam)]

+++

Allah akan bertindak kepada kita kerana Dia mencintai kita.


Diberinya ujian yang baik, agar semakin subur iman dan islam di dalam hati kita. Bukan semakin menjauh.

Diberinya ujian yang buruk, agar kita semakin membara dan bersemangat dalam mendekatkan diri kepada Allah. Bukan semakin menjauh.

“Dan Kami pecahkan di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang soleh dan ada yang tidak demikian. Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)” 
[QS al-A’raf, 7:168]

Allah sangat-sangat tahu apa yang terbaik untuk kita. Dan kita perlu meyakini itu sebenar-benarnya sebagai seorang hamba yang hina berinteraksi dengan Tuhan Yang Maha Kaya dan Memiliki segala-galanya.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi, boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." 
[QS al-Baqarah, 2:216]

Persoalannya,

Sejauh mana kita telah bertawakkal kepada Dia?

Sejauh mana kita telah bergantung harap pada Dia?

Sejauh mana kita telah meletakkan cinta kita kepada Dia?


"dakwah itu pengabdian"
khir al-imtiaz
0705am
26/7/2011

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rasa Semakin Jauh dari Allah?

“Salam. Saya rasa saya semakin jauh dengan Allah.” Rasa? Jauh? Jangan!!! Sebenarnya. Perasaan semakin jauh dengan Allah itu adalah satu perasaan yang perlu kita syukuri. Kerana kita masih lagi ada perasaan dengan Allah ‘azza wajalla . Kalau kita dapat lihat dalam realiti dunia sekarang, masyarakat kita ..secara umumnya.. sangat jauh daripada Allah SWT. Mereka jauh dari segi penghambaan diri kepada Allah SWT dan mereka jauh dari segi ketaatan kepada Allah SWT. Lebih malang lagi apabila perasaan semakin jauh dari Allah SWT itu tidak pernah terlahir dalam diri mereka hinggakan mereka merasa tenang dan terus menjauhkan diri mereka dari Allah SWT, dari Al-Quran. Jadilah mereka seperti orang-orang yang pernah menerima kitab sebelum kita, iaitu Yahudi dan Nasrani. Orang Yahudi dan Nasrani juga pernah menerima kitab. Taurat dan Injil. Tetapi, apabila mereka tidak menitik beratkan lagi nilai-nilai kekhusyukan penghambaan diri pada Allah dan tidak lagi mematuhi apa yang di...

Mereka yang Mengabaikan Al-Quran

Umar RA berkata, “Aku mendengar Nabi Kalian besabda,  “Sesungguhnya Allah mengangkat dan menurunkan suatu kaum dengan Kitab ini.”  [HR Muslim] ayat-ayat cinta yang agung Kita telah mendapat bukti sejarah bahawa selama kita berpegang teguh kepada Al-Quran, selama itu pula kita akan meraih kemenangan; sebaliknya, selama kita meninggalkan Al-Quran, kita akan terhina.  Pada abad ke-8 H, pengamalan Al-Quran pernah diabaikan. Maka datanglah kelompok ar-Rafidhah membonceng kekuatan Tartar dari Mongol dipimpin Genghis Khan. Dalam tempoh lapan hari, lapan ratus ribu orang tewas terbunuh, masjid-masjid luluh lantah, mushaf-mushaf Al-Quran dibakar, dan tentera Tartar membasmi anak-anak dan wanita kita!  Kembalilah wahai generasi muda dan tetua umat kepada Al-Quran, kembalilah kaum lelaki dan wanita umat ini kepada Al-Quran! Hidupkan rumah kalian dengan Al-Quran, bangkitkan kalbu kalian dengan Al-Quran, dan ramaikanlah hati kita dengan Kitab Allah! Semoga ...

Merasakan Hidup Tidak Bermakna?

Kehidupan adalah sesuatu yang abstrak dari kaca mata seseorang yang tidak tahu apa tujuan hidupnya. Kehidupan pula merupakan sesuatu yang sangat objektif bagi mereka yang tahu apa tujuan hidup mereka.  Apabila merasakan hidup ini seolah-olah tiada makna, itu beerti dia tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidupnya. Seperti kita membaca buku kimia, tetapi tidak tahu apa tujuan kita membacanya. Tiada siapa pula yang menerangkan kepada kita apa tujuan kita membaca. Maka kita akan merasakan benda itu sia-sia dan tiada makna, dan pasti kita akan meninggalkan pekerjaan tersebut kerana perkara itu tidak membawa apa-apa makna dalam kehidupannya berbanding main games, ber couple atau  stay up tengok movie yang for sure dapat memuaskan hawa nafsu dengan alasan release tension kononnya. Mengapa hidup perlu ada tujuan?  Segala yang berlaku itu pastilah ada tujuannya, tidak akan saja-saja ada. Sedangkan tahi di tepi jalan pun ada tujuan kenapa ia diciptakan di situ, ...