Meninggalkan Maksiat



لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ


Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana, maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya.

[QS Ar-Ra'd, 13:11]


Jangan Anggap Ringan Urusan Dengan Allah

Ibnul Qayyim berkata,

“Allah akan memaksamu kerana dosa yang kamu lakukan dan Dia akan menjadikanmu tidak kuat memikulnya. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu merasa aman sesudah berbuat maksiat””

Maksudnya, sesungguhnya dosa yang yang sudah kamu perbuat itu tidak akan dilepaskan tanpa ada hukuman terhadapnya. Kegembiraanmu dengan perbuatan dosa itu lebih berat di hadapan Allah daripada dosa itu sendiri. Allah SWT berfirman,

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka. Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami seksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa” 
[QS Al-An’am, 6:44]

Ibnul Qayyim berkata,

“Kegembiraanmu terhadap dosa yang kamu lakukan itu lebih berat di hadapan Allah daripada dosa itu sendiri. Tertawamu padahal kamu baru sahaja melakukan dosa itu lebih berat di hadapan Allah daripada dosa itu. Sedikitnya rasa malu kepada malaikat yang berada di sebelah kirimu dan malaikat di sebelah kananmu yang keduanya selalu mengawasi dan mencatat amalanmu, lantas kamu tidak malu kepada keduanya itu lebih berat di hadapan Allah daripada dosa itu sendiri”

Ikhwah dan akhwat sekalian, jangan sampai anda menganggap ringan urusan dengan Allah. Apabila anda melihat Allah memberi pelbagai nikmat berturut-turut sedangkan anda masih berkubang di atas kemaksiatan, maka waspadailah keadaan itu, kerana itu hanyalah bentuk istidraj.

Anda berbuat buruk dan melakukan maksiat, tetapi Allah tetap berbuat baik kepada anda. Kondisi itu menyebabkan anda tidak bertaubat, mengapa?

Kerana anda menyangka bahawa Allah sekali-kali tidak akan menyeksa, disebabkan oleh kelalaian anda.

Sebaliknya, ketika anda melihat nikmat-nikmat itu sampai kepada anda, sedangkan anda masih mengerjakan perbuatan buruk, maka jangan biarkan rasa takut kepada Allah itu memisahkan dirinya dari anda.


Impak Maksiat

Antara impak yang dapat disenaraikan di sini ialah:

Kemurkaan Allah 

“Akulah Allah, tiada sesembahan kecuali Aku, apabila Aku ditaati maka Aku redha, apabila Aku dimaksiati maka Aku murka. Apabila Aku murka maka Aku melaknat, sedangkan laknat-Ku itu mengenai sampai keturunan yang ketujuh” 
[Hadis Qudsi]

Kebencian orang-orang beriman 


Imam Asy-Syafi’i berkata,

“Masing-masing dari kalian hendaklah menghindari laknat dari hati orang-orang beriman, sedangkan dia tidak menyedarinya.”
Ditanyakan pada sang imam,

“Bagaimana dia dilaknat oleh hati orang-orang beriman akan tetapi dia tidak menyedarinya?"

Asy-Syafi’i menjawab,

“Dia mengerjakan maksiat terhadap Allah lalu Allah menempatkan kebencian dalam hati orang-orang beriman kepadanya.”

Terhalangnya ilmu 

Imam Malik berkata kepada Imam Asy-Syafi’i,

“Aku melihat bahawa Allah telah menerangi wajahmu dengan ilmu, maka jangan sampai kamu memadamkan cahaya ini dengan maksiat”

Seseorang mengeluh kesulitannya dalam menghafal Al-Qur’an dan memahami ilmu, lalu bersyair,

Aku mengadu buruknya hafalanku kepada Waki’ 
Maka Dia menunjuki aku supaya meninggalkan maksiat 
Dia berkata kepadaku: sesungguhnya ilmu itu cahaya 
Dan cahaya Allah itu tidak menunjuki pemaksiat

Kegelapan wajah dan hati 

Ibnu Abbas ra. berkata,

“Sesungguhnya maksiat itu mempunyai ekses hitam pada wajah, kegelapan pada hati, kebencian pada hati orang lain, kelemahan pada jasad, dan kekurangan pada rezeki. Sesungguhnya ketaatan itu mempunyai ekses putih pada wajah, sinar yang terang pada hati, kecintaan pada hati orang lain, kekuatan pada jasad, dan kelapangan pada rezeki.”

Penghinaan anda terhadap Allah 

Hasan Al-Bashri berkata,

“Mereka menghinakan Allah maka mereka maksiat terhadap-Nya, andaikata mereka memuliakan-Nya nescaya Allah pasti menjaga mereka dari dosa.”

Jauhilah Maksiat Saat Sendirian

“Aku benar-benar akan mengetahui sejumlah kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan seberat Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya debu yang dihamburkan.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, gambarkanlah karakter mereka kepada kami, jelaskanlah keadaan mereka kepada kami, agar kami tidak termasuk dari kalangan mereka, sedangkan kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, mereka itu adalah saudara kalian, berasal dari darah daging kalian, bahkan mengerjakan ibadah waktu malam sebagaimana yang kalian kerjakan, tetapi mereka adalah kaum yang apabila bersendiri, mereka melanggar larangan Allah.” 
[HR Ibnu Majah]

Jangan sampai anda terperdaya dengan “kesabaran” Alah terhadap anda. Jangan menganggap remeh pengawasan Allah terhadap diri anda.


Bagaimana Cara Melawan Maksiat?

Ikhwah dan akhwat, demi Allah, anda harus berniat dan bertekad bulat untuk meninggalkan maksiat. Sarana terpenting untuk melawan maksiat adalah teman yang soleh, sahabat yang memiliki kualiti agama yang baik, dan orang-orang beriman. Kerjakanlah amalan yang bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin. Pada saat itu anda tidak akan mendapatkan waktu untuk bermaksiat terhadap Allah SWT. Bagaimana anda akan bermaksiat terhadap-Nya sedangkan anda selalu sibuk untuk menaati-Nya dan sibuk untuk mengurusi kes besar? Ketahuilah, kes besar itu adalah “kes kaum muslimin”. Dua metode inilah: bersahabat dengan orang soleh dan beramal. Adalah sarana terbaik untuk melawan dan menghadapi maksiat.

Ketahuilah, ikhwah dan akhwat tercinta, bahawa umat kita ini tidak akan dapat bangkit melangkah progresif selamanya, ketika kita masih terus-menerus menjalani kemaksiatan.

[Amru Khalid, Hatta Yughayyiru Maa bi Anfusihim, Aulia Press:Solo]


“aku takut, tapi tak pe, aku ada Allah”
Khir al-Imtiaz
11:52pm
06032011
V2A 105




Comments

  1. wahh...rajin sekarang anta menulis blog ye akh!teruskan usaha, mudah mudah bermanfaat untuk ummat =)

    ReplyDelete
  2. syukran akhi, ana ucapkan banyak2 trime kasih banyak2 atas peringatan anta tntang posting dosa=maksiat. banyak menyedarkan ana. nak lagi deh. hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rasa Semakin Jauh dari Allah?

Mereka yang Mengabaikan Al-Quran

Merasakan Hidup Tidak Bermakna?